Selasa, 27 November 2012

Kebutuhan Energi


Laporan Praktikum Gizi Pangan

KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA MANUSIA



OLEH

Kelompok

ISMAIL T HADA
Veronita t. sidiki
Rimin lasimpala








PRODI (S1) TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2012



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Istilah gizi atau ilmu gizi dikenal di indonesia pada tahyn 1950-an, sebagai terjemahan dari kata inggris “nutrition”. Kata gizi sendiri berasal dari kata “gidzha” dalam bahas arab, yang berarti makanan. Kata “gidzha dalam dialek mesir dibaca “gizi”. Sementara itu ad juga yang menerjemahkan kata “nutrition” menjadi “nutrisi”.
Defenisi ilmu gizi yang paling sederhana adalah ilmu yang mempelajari atau menganalisis pengaruh pangan yang dikonsumsi terhadap organisme hidup. Defenisi yang lain menyebutkan bahwa ilmu gizi mempelajari hubungan antara manusia dan pngan yang dikonsumsinya, serta pengaruhnya terhadap aspek kejiwaan (psikis) dan kehidupan sosialnya, yang meliputi juga aspek fisiologis dan biokimiawi.
Ilmu gizi juga disebut sebagai ilmu pangan, zat-zat gizi dan senyawa lain yang terkandung dalam bahan pangan. Reaksi, interaksi dan keseimbangannya yang dihubungkan dengan kesehatan dan penyakit. Selain itu meliputi juga proses-proses pencernaan pangan, serta penyerapan, pengangkutan, pemamfaatan, dan ekskresi zat-zat oleh organisme.
Defnisi lain menyebutkan bahwa ilmu gizi mempelajari proses-proses organisme hidup dalam menerima dan memanfaatkan bahan pangan yang diprlukan untuk memelihara fungsi organ tubuh dan untuk pertumbuhan serta perbaikan jaringan.
Zat-zat gizi menyediakan kebutuhan sel-sel tubuh yang beraneka ragam. Sebagai mesin hidup, sel memerlukan energi, bahan-bahan pembangun dan bahan-bahan untuk memperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang rusak. Setiap jenis sel mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Namun Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).
Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan. Perubahan pola makan ini dipercepat dengan maraknya arus budaya makanan asing yang disebabkan olehkemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Disamping itu perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini berakibat semakin banyaknya penduduk dengan golongan tertentu mengalami masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier,2009).

1.2   Tujuan Praktikum
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk
Ø  Untuk menghitung kebutuhan energi dan protein dari tiap-tiap individu
Ø  Untuk membuat formulasi produk berbahan dasar hasil perikanan serta komposisi gizi dan kalori dari produk tersebut
Ø  Untuk menghitung energi produk yang dihasilkan dan jumlah konsumsi untuk tiap individu








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi
Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa,2007).
Menurut Suhardjo (1983), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Makanan yang memenuhi gizi tubuh, umumnya membawa ke status gizi memuaskan. Sebainya jika kekurangan gizi atau kelebihan zat gizi esensial dalam makanan untuk jangka waktu yang lama disebut gizi salah. Manifestasi gizi salah dapat berupa gizi kurang dan gizi lebih (Supariasa,2007).
Status gizi optimal adalah keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan zat gizi yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Keadaan tubuh dikatakan pada tingkat gizi optimal, jika jaringan tubuh penuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimal. Kondisi ini memungkinkan tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang tinggi. Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan gizi yang mencakup kelebihan dan kekurangan gizi (Supariasa,2007).

2.2 Angka kecukupan gizi
AKG adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi tiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadapa absorpsi zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya didalam tubuh. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi asansial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hamper semua orang sehat.Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi(dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat.
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat di suatu negara. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat dan tinggi badan, genetika, serta keadaan hamil dan menyusui. Dalam perhitungan angka kecukupan gizi yang dianjurkan sudah diperhitungkan faktor variasi kebutuhan individual, dimana kebutuhan yang dianjurkan sudah mencakup hampir 97,5 % populasi, dan untuk ekcukupan beberapa zat gizi seperti vitamin, mineral sudah diperhitungkan sampai cadangan zat gizi dalam tubuh. Sehingga perhitungan kecukupan zat gizi sudah memperhitungkan penambahan sebesar dua kali simpang baku (standar deviasi) dari kebutuhan rata-rata penduduk yang sehat.
            AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan.

2.3 Kebutuhan Gizi atau Energi
Angka Kebutuhan Gizi atau Dietary Requirements adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat. Kebutuhan tubuh akan zat gizi berbeda-beda menurut kelompok umur, pada bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang memuaskan, sedangkan untuk orang dewasa merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk memelihara berat badan normal dan mencegah deplesi zat gizi dari tubuh yang diperkirakan melalui penelitian keseimbangan serta pemeliharaan konsentrasi normal zat gizi didalam darah dan jaringan tubuh. Untuk zat-zat gizi tertentu, kebutuhan mungkin didasarkan atas mulah yang diperlukan baik untuk mencegah ketidakmampuan tubuh melakukan suatu fungsi khusus, yaitu jumlah yang mungkin sangat berbeda dengan kebutuhan guna mempertahankan simpanan tubuh. Dengan demikian, penetapan kebutuhan setiap zat gizi berbeda-beda sesuai dengan umur dan keadaan gizi seseorang.
Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang untuk hidup sehat. Kebutuhan zat gizi masing-masing orang berbeda salah asatunya adalah faktor genetik. Manfaat perhitungan kebutuhan gizi adalah sebagai baku evaluasi konsumsi pangan dan gizi, perencanaan menu atau konsumsi pangan, perencanaan produksi dan ketersediaan pangan. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan adalah jumlah zat gizi yang diperlukan seseorang atau rata-rata kelompok orang agar hampir semua orang dapat hidup sehat.
            Energi dibutuhkan manusia untuk bergerak atau melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan untuk memprtahankan kehidupan, yaitu untuk menggerak semua proses-proses dalam tubuh, seperti sirkulasi darah, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan proses-proses fisiologis lainnya. Karbohidrat, lemak dan protein adalah sumber energi bagi kebutuhan tubuh. Energi yang masuk dalam tubuh melalui makanan harus seimbang dengan energi yang dibutuhkan oleh masing-masing individu.
            Kelebihan dan kekurangan energi pada msing-masing individu dapat diukur dengan melihat berat badannya. Akibat masukan energi yang berlebihan darei kebutuhan, akan menyebabkan kegemukan. Sementara masukan energi yang kurang dari kebutuhan menyebabkan berat badan kurang.
Energi merupakan hasil katabolisme zat gizi yang terdapat dalam tubuh dan yang berasal dari makanan yang dikonsumsi, dan digunakan sebagai sumber kalori untuk semua proses yang terjadi dalam tubuh. Oleh karena itu istilah lebih sempit dari kebutuhan zat gizi juga lebih sering disebutkan sebagai kebutuhan energi.
 Kebutuhan energi orang sehat dapat diartikan sebagai tingkat asupan energi yang dimetabolisasi dari makanan yang akan menyeimbangkan keluaran energi, ditambah dengan kebutuhan tambahan untuk pertumbuhan, kehamilan dan menyusui yaitu energi makanan yang diperlukan untuk memelihara keadaan yang telah baik.
            Energi yang dihasilkan tubuh digunakan untuk melakukan tiga kegiatan yaitu :
1.    Kerja internal
Kerja internal adalah energi yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. energi untuk kerja internal disebut energi metabolisme basal (EMB). Energi basal diukur pada saat istirahat, tetapi tidak tidur, fisik dan emosi dalam keadaan rileks, kurang lebih 12-18 jam sesudah makan. Energi basal ini dipengaruhi oleh luas permukaan tubuh, jenis kelamin, umur, komposisi tubuh, kelenjar endoktrin, kehamilan dan laktasi, status kesehatan, koreksi tidur, suhu tubuh, tonus otot, latihan olahraga dan faktor stress.
2.    Kerja eksternal
Kerja eksternal adalah energi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan atau aktifitas fisik seperti berjalan, berlari, berolahraga, menyapu menulis, berkebun, menjahit dan lain-lain. Energi untuk kerja eksternal  disebut energi aktivitas karena diukur melalui kegiatan yang kita lakukan. Pengeluaran energi ini dipengaruhi oleh ukursn tubuh dan kebiasaan melakukan kegiatan. Semakin banyak aktivitas fisik yang melibatkan fungsi otot, maka semakin banyak  energi aktivitas yang diperlukan.
3.    Menutup pengaruh makanan
Energi yang digunakan untuk menutup pengaruh makanan disebut spesifik Dynamic of food atau spesifik Dynamic Action (SDA). SDA adalah banyaknya energi yang digunakan untuk mencerna atau mengangkut makanan dalam tubuh. Penggunaan energi ini diperkirakan terjadi sekitar 1-3 jam sesudah makan. setiap zat gizi dalam makanan dalam memberikan kebutuhan SDA yang berbeda.
            Zat gizi yang menghasilkan energi adalah karbohidrat, protein, dan lemak, sehingga untuk istilah kebutuhan energi lebih banyak akan dibicarakan adalah kebutuhan ketiga zat gizi tersebut. Energi yang terkandung dalam suatu makanan tergantung dari jumlah karbohidrat protein dan lemak.
            Tidak semua karbohidrat, protein dan lemak yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi dapat digunakan oleh tubuh, karena sebelumnya harus dilakukan pencernaan dan penyerapan. Sehingga benar-benar dapat digunakan oleh tubuh adalah sejumlah yang dapat diserap. Dengan kata lain jumlah masing-masing zat gizi yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh tergantung dari daya cernanya. Selain itu, khusus untuk protein, tidak semuannya diserap oleh tubuh dapat dimanfaatkan oleh tubuh, dan kelebihannya akan dibuang  melalui urine sebagai urea
            Makromolekul sumber utama energi yaitu :
1.    Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Karbohidrat juga merupakan sumber energi yang paling murah. Glukosa adalah sumber energi utama dalam jaringan syaraf dan paru-paru. Selain berasal dari pangan yang dikonsumsi, tubuh dapat memproduksi glikosa dari bagian molekul protein atau lemak melalui proses yang dikenal sebagai “glukoneogenesis” (pembentukan glukosa baru). Karena itu pembentukan jaringan-jaringan tersebut
 dapat memperoleh sumber energi tanpa tanpa adanya karbohidrat untuk waktu yang pendek. Glukosa merupakan sumber energi yang lebih disukai oleh otot, meskipun dapat menggunakan asam lemak meskipun tudak efisien.
Karbohidrat merupakan zat gizi sumber energi paling penting bagi mahluk hidup karena molekulnya menyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh sel.
Berdasarkan ketersediaanya dalam tubuh maka karbohidrat yang terkandung dalam bahan pangan dikelompokan dalam dua golongan yaitu:
Ø  Karbohidrat tersedia adalah karbohidrat yang dapat dicerna atau diserap serta dimetabolisme dalam tubuh
Ø  Karbohidrat tidak tersedia adalah karbihidrat yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim yang terdapat dalam salurn pencernaan manusia sehinga akhirnya tidak dapat diserap oleh tubuh.

Meskipun karbohidrat sebagai sumber energi  dapat digantikan oleh protein atau lemak, suatu gejala yang tidak diinginkan akan timbul apabila karbohidrat tidak terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Gejalanya sama dengan terjadi pada penderita kelaparan. Terjadi kehilangan sejumlah besar natrium dan air dari tubuh,  yang belum dapat diungkapkan dengan jelas mengenai penyebabnya. Hal ini yang membuat berat badan meburun  dengan drastis pada orang-orang yang melaksanakn diet dengan makanan yang rendah yang rendah karbohidratnya atau tidak mengandung karbohidrat sama sekali.
2.    Protein
Istilah protein yang berarti ”to take first place” (menduduki tempat utama), diperkenalkan oleh Mulder, seorang pakar kimia Belanda pada tahun 1983. Mulder menyebutkan bahwa protein adalah zat makanan mengandung nitrogen, yang diyakininya sebagai faktor penting untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh, sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya protein.
Protein merupakan senyawa yang terdapat dalam setiap sel hidup. Setengah dari berat kering dan 20% dari berat total seorang manusia dewasa merupakan protein. Hampir setengahnya terdapat dalam otot, seperlimanya dalam tulang dan kartilago, sepersepuluhnya dalam kulit dan sisanya pada jaringan-jaringan lain serta cairan tubuh. Semua enzim yang terdapat dalam tubuh merupakan protein.
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh, karena selain sebagai sumber energi, protein berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur di dalam tubuh. Selain zat pembangun fungsi utamanya bagi tubuh adalah membentuk jaringan baru, di samping untuk memelihara jaringan yang telah ada.
Fungsi utama protein bagi tubuh adalah sebagai berikut :
Ø  Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
Ø  Pembentukan senyawa tubuh yang esensial
Ø  Regulasi keseimbangan air
Ø  Mempertahankan netralitas tubuh
Ø  Pembentukan antibodi
Ø  Transpor zat gizi
Protein ikan terdiri dari serat-serat yang pendek yang mengandung protein utama, yaotu miosin, aktin, aktomiosin dan tropomiosin. Miosin dan aktinmerupakan protein struktural. Aktomiosin bersifat labil, mudah berubah selama pengolahanatau penyimpanan, misalnya menjadi tidak larut.
Diatas telah disebutkan bahwa protein dapat berfungsi sebagai salah satu sumber energi bagi tubuh.hal ini akan terjadi bila sumber utama energi, yaitu karbohidrat atau lemak tidak terdapat dlam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi bagi tubuh. Fungsi protein sebagai zat pembangun tubuh adalah karena protein merupakan bahan pembentuk jaringan baru yang selalu terjadi dalam tiubuh.
Nilai gizi protein yang dikonsumsi akan menentukan jumlah yang harus dikonsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan akan protein, protein dengan nilai gizi rendah harus dikonsumsi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan protein yang bernilai tinggi. Nilai gizi protein dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
Ø  Daya cernanya
Ø  Jumlah dan komposisi asam-asam amino esensial
3.    Lemak
Peranan lemak dalam bahan pangan, yang utama adalah sebagai sumber energi. Lemak merupakan sumber energi yang dapat menyediakan energi  sekitar 2,25 kali lebih banyak daripada yang diberikan oleh karbohidrat atau protein.
Lemak adalah bentuk energi berlebih yang disimpan oleh hewan, sehingga jumlah lemak dalam hewan yang dijadikan bahan pangan ditentukan oleh keseimbangan energi hewan tersebut. Secara praktis, semua bahan pangan hewani mengandung lemak. Bahkan daging sapi rendah lemak mengandung 28% lemak, yang memberikan kontribusi 77% dari kalori makanan, sedangkan 51% lemak dalam “cheddar cheese” memberikan 73% dari kalori makanan.
Lemak dalam bahan panngan yang dikonsumsi akan memberikan rasa kenyang, karena lemak akan meninggalkan lambung secara lambat yaitu 3,5 jam setelah dikonsumsi tergantung dari ukuran dan komposisi pangan. Hal ini akan memperlambat timbulnya rasa lapar.
Lemak dalam pangan berperan sebagai pelarut dan pembawa vitamin-vitamin larut lemak (A, D, E, K). Lemak sebanyak paling 10% dari total energi yang dikonsumsi nampaknya diperlukan untuk penyerapan pro-vit A.
Lemak dalam pangan juga berfungsi untuk meningkatkan palatibilitas ( rasa enak, lezat ). Sebagian besar senyawa atau zat yang bertanggung jawab terhadap flavor pangan bersifat larut dalam lemak. Juga diduga bahwa lemak dalam pangan akan menstimulir mengalirnya cairan pencernaan.
Peranan lemak yang pertama didalam tub uh adalah sebagai persediaan energi, yang disimpan dalam jaringan adiposa. Sejumlah tertentu lemak dalam tubuh, yaitu kira-kira 18% dari berat badan untuk wanita dan 15-18% untuk pria adalah normal dan diinginkan.
Peranan yang kedua adalah sebagai regulator tubuh. Karena lemak merupakan elemen esensial bagi membran tiap-tiap sel dan merupakan prekursor prostaglandin, maka pengambilan dan ekskresi nutrien oleh sel dapat dikatakan diatur oleh lemak, demikian juga beberapa fungsi tubuh yang esensial dikontrol oleh lemak.
Lemak terdapat dalam tubuh hewan sebagai (termasuk manusia) sebagai cadangan energi, yang tersebar diseluruh jaringan mengelilingi jaringan atau sebagian komponen jaringan, malahan terdapat jaringan yang sebagian besar terdiri dari lemak, yaitu jaringan adiposa.
Lemak dalam pangan memberi kepuasan cita rasa, menimbulkan rasa dan keharuman pada makanan, sebagai agen pengemulsi seperti lesitin. Selain itu, lemak pangan merupakan sumber penyedia asam lemak esensial  yang penting bagi tubuh, yaitu asam linoleat dan linolenat.
Disamping untuk menutupi kebutuhan tubuh akan asam linolenat dan linoleat, manusia tidak memerlukan konsumsi lemak.  Hal ini dapat di mengerti karena setiap kelebihan karbohidrat atau protein yang di konsumsi, dapat dikonversi menjadi lemak didalam tubuh. Suatu ransum yang dapat memberikan 2% dari jumlah total kebutuhan energi, dapat memenuhi kebutuhan tubuh


BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1              Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Alat tulis menulis, dan table angka kecukupan gizi
2 mahasiswa sebagai sample

3.2              Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
Ø  Menyiapkaniapkan peralatan yang diperlukan, dan menentukan 2 orang mahasiswa sebagai sample
Ø  Mengukur tinggi dan berat badan mahasiswa tersebut
Ø  Menghitung kebutuhan energi dan kebutuhan protein masing-masing mahasiswa tersebut
Ø  Membuat formulasi dan teknik pengolahan produk berbahan dasar hasil perikanan
Ø  Menentukan komposisi gizinya dan menghitung jumlah kalori produk tersebut
Ø  Menghitung berapa banyak produk tersebut dapat dikonsumsi oleh 2 orang sample berdasarkan kebutuhan energi dan proteinnya.
                                                                                                                     










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Protein
Berikut adalah tabel hasil perhitungan kebutuhan energi dan protein pada 2 sampel yang berbeda :
Tabel 1. Hasil perhitungan kebutuhan energi dan protein
Sample
Umur (Tahun)
BA (kg)
TB (cm)
BS (kg)
AKG
Protein (gr)
AKG
Energi (K kal)
Aktivitas
AKG i
Protein
(gr)
AKG i
Energi
(K kal)
Pria

Wanita
21

22
55

50
170

155
62

54
55

48
2800

2050
Ringan

Ringan
48, 79

44, 44
2483, 87

1898, 15
Keterangan :
AKG i:  Angka kecukupan energi atau protein
BA :    Berat badab aktual sehat (kg) berdasarkan berat badan dan tinggi badan  pada  kelompok umur tertentu
TB :      Tinggi badan (cm)
BS :      Berat badan rata-rata (kg) yang tercantum dalam DKG
AKG :  Angka kecukupan Gizi (protein dan energi) yang ada di tabel DKG
            Untuk menghitung angka kecukupan energi atau protein pada msing-masing sample maka rumus umum DKG yang digunakan adalah :
            Jadi perhitungan untuk kebutuhan energi dan protein adalah sebagai berikut:
1.    Perhitungan untuk sample  pria (Ismail T. Hada )
Ø  Menghitung kebutuhan energi
                      = 2483, 87 K kal
Ø  Menghitung kebutuhan Protein
                          48, 79 gr                                                                          
                      
2.    Perhitungan untuk sample wanita (Veronita T. Sidiki)
Ø  Menghitung kebutuhan energi
                      = 1898, 15 K kal
Ø  Menghitung kebutuhan Protein
                              44, 44 gr
            Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan energi atau protein untuk kedua sample tersebut maka kedua sample tersebut dapat dikatakan keurangan protein dan energi dengan golongan umur tertentu dan aktivitas ringan, hal ini terbukti dengan adanya selisih antara protein dan energi yang ada pada daftar angka kecukupan gizi dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
Untuk sample pertama yaitu pria dengan umur 21 tahun, tinggi badan 170 cm, berat badan 55kg dengan aktivitas ringan, hasil perhitungan kebutuhan energi dan kebutuhan protei berturut-turut adalah 2483, 87 K kal dan  48, 79 gr, jumlah ini tergolong kurang untuk memenuhu kebutuhan energi dan protein per hari, karena dalam daftar angka kecukupan gizi, energi dan protein berturut-turut adalah 2800 K kal dan 55 gr, jadi kebutuhan energi dan protein pria tersebut berturut-turut sebagai berikut energi 2483, 87 K kal dan protein 48,79 gr selama sehari semalam.
            Dan utnuk sample yang kedua yaitu wanita dengan umur 22 tahun, tinggi badan 155 cm, berat badan 50 kg dan memiliki aktivitas ringan, berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan energi dan protein adalah energi 1898, 15 K kal dan protein 44, 44 gr, angka ini tidak mencukupi kebutuhan energi dan protein yang dianjurkan berdasarkan tabel angka kecukupan gizi. Dalam tabel angka kecukupan gizi per hari energi yang di anjurkan sebesar 2050 K kal dan protein 48 gr, jadi kebutuhan energi dan protein wanita tersebut selama sehari semalam adalah sebagai berikut, energi 1898, 15 K kal dan protein 44, 44 gr.

2.    Formulasi Produk Hasil Perikanan ( Nugget Ikan)
Nugget adalah suatu bentuk produk olahan dari daging giling dan diberi bumbu-bumbu serta dicampur dengan bahan pengikat kemudian dicampur dengan bentuk-bentuk tertentu selanjutnya dilumuri dengan tepung roti (coating) dan digoreng. Pada umumnya  nugget  berbentuk persegi panjang ketika digoreng menjadi kekuningan dan kering.  Hal yang terpenting dari nugget adalah penampakan produk akhir, warna, tekstur dan aroma.  Pada saat pelumuran dengan tepung roti diusahakan secara merata jangan sampai adonan kelihatan.  Tekstur dari  nugget tergantung dari asal bahan baku (Maghfiroh, 2000). 

Tabel 2. Formulasi bumbu nugget ikan per 100 g daging ikan

Bahan

Jumlah (gram)

Bawang putih
Bawang bombay
Garam
Merica
Emulsifier (susu)
Tepung terigu
Putih telur
Telur utuh
2
42,17
4
1
50
15
40
120



3.        Komposisi Gizi Produk Hasil Perikanan
Untuk menghitung kandungan gizi terutama energi dan protein pada masing-masing bahan menggunakan rumus sebagai berikut:           
Ket :
KGij                : Kandungan zat gizi i dari bahan makanan j dengan berat B gram
Bj                    : Berat bahan makanan yang dikonsumsi (gram)
Gij                   : kandungan zat gizi i dalam 100 gram BDD bahan makanan j.
BDDj              : presentase bahan makanan j yang dapat dimakan (% BDD)
1.    Kandungan energi dan protein pada bawang bombay
KG energi
        = 17.84 K kal
KG protein
         = 0.55 gr

2.        Kandungan energi dan protein pada susu
KG energi      
         = 168 K kal
KG protein
         = 4.1 gr




3.    Kandungan energi dan protein pada tepung terigu
KG energi
         = 54.75 K kal
KG protein
        = 1.34 gr

4.    Kandungtan energi dan protein pada putih telur
KG energi
        = 20 K kal
KG protein
        = 4.32 gr

5.    Kandungan energi dan protein pada telur utuh
KG energi
        = 174.96 K kal
KG protein
13.82 gr




6.    Kandungan energi dan protein pada daging ikan tuna
KG energi
         = 117 K kal
KG protein
        = 23.20 gr
Dari hasil perhitungan kandungan gizi khusnya energi dan protein diatas maka diperoleh Komposisi Gizi pada Nugget ikan per 100 gr daging ikan Tuna dan formulasi bahan adalah sebagai berikut :
Energi              : 552, 55 K kal
Protein             : 47, 33 gr       
Lemak             : 24, 4 gr
Karbohidrat     : 44, 26 gr
Kalsium           : 213, 3 gr
Fospor             : 339, 04 gr
Vit A               : 1247,03 gr
Vit B               : 0,18 gr
Vit C               : 4,07 gr
            Data diatas khususnya energi dan protein diperoleh dari penjumlahan kandungan masing-masing gizi dari tiap-tiap bahan yang digunakan untuk membuat nugget ikan atau dari formulasi bahan.

4.    Kebutuhan Energi Dan Protein Untuk Masing-Masing Sample
            Dengan demikian kebutuhan energi untuk sampel pertama (pria) dapat dihitung dengan jumlah kebutuhan energi sampel dibagi dengan jumlah kandungan enrgi yang ada pada formulasi. Sehingga perhitungannya menjadi 2483, 87: 552, 55 = 4,73 porsi/orag/100gram. Sedangkan untuk kebutuhan protein yaitu 48, 79 : 47, 33 = 1,03 porsi/orag/100gram. Untuk kebutuhan energi wanita yaitu 1898, 15 : 552, 55 = 3,61 porsi/orag/100gram, dan protein 44, 44 : 47, 33 = 0,94 porsi/orag/100gram.
            Jadi untuk memenuhi kebutuhan energi sampel pria harus mengkonsumsi 4,73 porsi/orag/100gram dalam sehari dan untuk memenuhi kebutuhan energinya harus mengkonsumsi 1,03 porsi/orag/100gram dalam sehari. Sedangkan untuk protein wanita harus mengkonsumsi makanan ini yaitu 3,61 porsi/orag/100gram dalam sehari dan proteinnya 0,94 porsi/orag/100gram dalam sehari.
























BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan gizi yang mencakup kelebihan dan kekurangan gizi. Dan orang yang mempunyai berat badan lebih maka kebutuhan energi dan proteinnya pun semakin banyak, begitu juga sebaliknya.

5.2. Saran
Dari kedua sampel diatas baik laki-laki dan sampel perempuan disarankan agar mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi sebanding dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, karena apabila terjadi kekurangan gizi atau kelebihan gizi maka hal ini dapa mengakibatkan tidak idealnya berat badan sesorang.
















DAFTAR PUSTAKA

Auliana R, 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan. Adicita. Yogyakarta
Muchtadi Deddy, 2008. Pengantar Ilmu Gizi. Alfabeta, cv. Bogor
Arisman ,MB, Dr.(2004), Gizi dalam Daur Kehidupan dalam Buku Ajar Ilmu Gizi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sunita Almatsier (2005), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.